Selasa, 05 Januari 2016

Alternatif pilihan Setelah Lulus SMA/ SMK




Seseorang dikatakan sukses apabila sudah mandiri serta dapat berguna bagi orang lain. Kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu perencanaan serta usaha yang 
sungguh-sungguh untuk mencapainya. Untuk itu, perlu perencanaan akan kemana setelah lulus SMA/SMK ?

Ada beberapa alternatif pilihan Anda setelah lulus dari SMA/SMK, diantaranya yaitu:

1.  Melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi

Dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tentunya kesempatan memperoleh pekerjaan yang lebih baik akan 
semakin besar pula. Apalagi saat ini tidak bisa dipungkiri, persaingan begitu ketat untuk mencapai pekerjaan. Disamping itu, didalam agama dikatakan bahwa setiap insan wajib menuntut ilmu sepanjang hayat, usaha berpikir dan mengoptimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala yang besar, kemiskinan sangat beresiko besar kepada kekufuran (melemahnya/hilangnya keimanan).
Perguruan tinggi yang tepat bukan berarti yang mahal dan terkenal, namun yang sesuai dengan minat, kemampuan akademis, serta kondisi sosial ekonomi, disamping kredibilitas dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Dibawah ini akan dikemukakan berbagai informasi mengenai perguruan tinggi. Simaklah informasi tersebut dengan baik, kemudian kerjakan tugas sesuai dengan petunjuk. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat 
memilih perguruan tinggi, diantaranya:
  • Fokus keinginan primer ; yaitu pertimbangan cita-cita primer pasca lulus seperti : apakah kebutuhan ekonomis, ha-srat belajar dalam bidang sains murni, atau menjadi budayawan, politikus, pengacara, pengusaha, dan lain-lain.
  •  Fokus bakat  ; apakah teknik, social-humaniora, kedokteran, bisnis, argrobisnis, dan lain-lain
  • Fokus Penjurusan Bidang Studi ; Penentuan jurusan/bidang studi harus diprioritaskan terlebih dahulu sebelum me-nentukan Perguruan Tinggi yang dipilih. Jurusan /program studi terkait dengan kesuksesan studi dan cita-cita serta bakat yang dimiliki sedangkan perguruan tinggi cenderung berkaitan dengan pilihan tempat dan kemampuan finansial/keuangan. 
  • Fokus kemampuan ; Baik kemampuan akademik maupun non akademik, termasuk didalamnya daya dukung ekonomi keluarga sekalipun. Misalnya, fakultas kedokteran memang jurusan yang menjanjikan, tapi ingat masa studi rata-ratanya mencapai 6-7 tahun dan biaya praktikum relatif lebih mahal. Jika daya dukung ekonomi orang tua pas-pasan, tentu akan mendapat banyak masalah, lain cerita jika orang tua  Anda mampu untuk membiayainya.

2.  Mengikuti kursus atau pelatihan
    Kursus merupakan Satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan warga masyarakat  yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental tertentu bagi warga belajar, misalnya :  kursus komputer, kursus menjahit  
(PP No.73 thn 1991)
   Pelatihan Kerja : Keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan keterampilan atau keahlian, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja 
pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan klasifikasi jabatan atau pekerjaan baik di sektor formal maupun sektor non formal (Kep.30/Men/99).
Pada dasar antara pendidikan dan pelatihan memiliki substansi yang sama yaitu proses transformasi untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, kompetensi dengan suatu cara/metode tertentu dan ditempat tertentu. Kalau pendidikan formal adanya di Sekolah atau Perguruan 
Tinggi sedangkan Pelatihan adanya di tempat Kursus atau Diklat - diklat di Lembaga yang telah memiliki legalitas. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi 
proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga manusia.Tujuan yang baik dalam 
sebuah training adalah memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu (doing something), bukan memiliki kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knowing something).
Perbedaan utama dari Training dan Pendidikan terletak pada beberpa hal, yaitu:  waktu (training dalam jangka waktu singkat, sedangkan pendidikan lebih lama), bidang kajian (training spesifik, pendidikan lebih luas), dan tujuan (training untuk meningkatkan kinerja/skill tertentu yang langsung diterapkan dalam pekerjaan, sedangkan pendidikan lebih umum dan 
menyeluruh). Training lebih menekankan learning by doing dan penguasaan secara parsial, sedangkan pendidikan lebih berupa penambahan pengetahuan secara keseluruhan, penanman konsep serta pembentukan pola pikir dan pola sikap. 

3.  Memasuki dunia kerja
     Bekerja merupakan suatu kebutuhan manusia, dengan bekerja manusia berharap 
akan dibawa kepada keadaan yang lebih baik dan memuaskan bagi dirinya. Pekerjaan adalah sumber penghasilan, kesempatan mengembangkan diri, serta aktualisasi diri,
disamping untuk berbakti. Sebagai suatu kesempatan hendaknya pekerjaan tidak 

disia-siakan dan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Bekerja merupakan perwujudan 
citra manusia dari Tuhan yang diberi kemampuan untuk menguasai alam semesta secara bijaksana dan bertanggung jawab. Karena itu orang yang tidak mau atau malas 
bekerja adalah orang yang  tidak menjunjung martabat diri sendiri sebagai manusia.
Untuk mendapatkan pekerjaan ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan:

a.     Mencari lowongan kerja
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencari dan memilih pekerjaan, yaitu :
·     Mendaftarkan diri ke Departemen Tenaga Kerja sebagai calon pencari kerja
·     Membaca koran atau majalah yang memuat lowongan kerja
·     Melihat informasi lowongan kerja melalui media elektronik, seperti televisi, internet.
·     Rajin mengunjungi pusat-pusat perkantoran dan pameran bursa kerja
·     Bergaul dan bertanya kepada orang-orang yang sudah bekerja
·    Memantapkan rasa percaya diri
b.     Mengikuti Tes (Seleksi)
Setiap calon tenaga kerja pada umumnya harus mengikuti tes (seleksi) seleksi tersebut biasanya:
  • Seleksi administrasi. Merupakan seleksi terhadap berkas yang dikirim. Kelengkapan berkas persyaratan yang diminta merupakan penentu kelulusan tes ini. Pada umumnya persyaratan yang diminta oleh penerima tenaga kerja adalah : surat lamaran, fotocopy ijazah/STTB, fotocopy KTP, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari kepolisian, pasfoto ukuran 3X4 atau 4X6, dan Daftar Riwayat Hidup
  • Seleksi Akademis. Merupakan seleksi yang berhubungan dengan penalaran/ kemampuan belajar.  Biasanya seleksi ini bersifat tertulis. Materi tes umumnya dalam Bidang Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Pengetahuan Umum
  • Psikotest (test kemampuan secara keseluruhan) psikotes dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian antara pekerjaan dengan kepribadian pelamar kerja. Tes ini meliputi tes bakat, minat, kecepatan dan ketelitian kerja, sikap kerja.
  • Tes wawancara. Setelah mengalami beberapa   kali  seleksi, pihak pencari tenaga kerja biasanya memanggil para pelamar yang memenuhi kriteria penilaian untuk mengikuti wawancara.
  • Seleksi Kesehatan (tes fisik) tes fisik dilaksanakan untuk mengukur sejauh mana kesesuaian secara fisik antara pelamar kerja dengan tuntutan pekerjaan. Biasanya tes ini meliputi tes penglihatan, pendengaran, ketahanan fisik dan sebagainya.

4.  Memasuki kehidupan berkeluarga
   Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan. Menikah/ berkeluara merupakan salah satu kebutuhan manusia 
untuk melanjutkan keturunan. Menikah hukumnya wajib bagi yang sudah mampu. Namun demikian untuk berumah tangga tidaklah mudah. Untuk memasuki kehidupan berkeluarga/ menikah diperlukan berbagai macam pertimbangan. Kesiapan secara fisik maupun ekonomi sangat diperlukan disamping kesiapan mental.
Ketika Anda memutuskan untuk menikah berarti Anda sudah harus siap bertanggung jawab, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi terhadap anak, keluarga suami/istri Anda, dan lingkingan. orang yang sudah berumah tangga secara otomatis sudah dianggap dewasa, walaupun secara usia masih belia. Berbagai macam tanggung jawab ekonomi, sosial, moral akan dibebankan kepada Anda. Anda dituntut untuk dapat memberi nafkah apabila Anda laki-laki, dapat memelihara keluarga (anak dan suami) apabila Anda perempuan. Disamping itu, lingkungan dan keluarga akan menuntut Anda untuk Bertanggung Jawab layaknya orang dewasa baik secara ekonomi, sosial, dan moral.
Sekiranya Anda setelah lulus SMA/SMK memutuskan untuk menikah harus diperhatikan secara matang. Karena pernikahan di usia dini umumnya mengalami banyak hambatan dan tantangan.


Sumber: Tim Paramitra. 2011. Kumpulan Materi Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra Publishing.

0 komentar:

Posting Komentar